Kita menyadari satu hal, Jika semua tak merubah sama sekali. Entah aku atau pun kamu yang melakukan. Kita akan dihadapkan pada keharusan untuk meninggalkan. Ini bukan perkara hari ini saja, atau besok lusa. Ini tentang hari-hari depan yang harus kita jalani menurut keinginan kita masing-masing.
Keinginanku tentu adalah kamu. Ingin mendampingi pahit manisnya hidupmu bersama laki-laki yang biasa saja seperti aku. Namun, keinginanmu belum tentu adalah aku. Nyatanya, sampai hari ini, Kamu selalu dihadapkan pada pilihan. Memang, sebenarnya pilihan sudah kamu tetapkan. Aku bukanlah pilihanmu. Hanya saja, sikapmu kurang begitu tegas. Aku hanya meminta tegaslah dalam mengambil sikap. Semua orang tau aku bukanlah pilihanmu. Lantangkan suaramu, dengan keyakinan bahwa aku bukanlah pilihan. Katakan dengan berani padaku -- sudahi kebodohan ini. Jika memang tak ada sama sekali jalan keluar bagi kita.
Aku lebih suka dengan ketegasan itu, daripada harus menerawang sikapmu apakah mempertahankan aku atau tidak. Aku tidak bisa mengontrol hati untuk pura-pura tidak peduli padamu. Sama sekali tidak bisa. Namun, jika ketegasan yang aku dapatkan, aku juga belajar untuk menegaskan hatiku untuk tidak peduli lagi. Dan jika semua juga tidak bisa kau lakukan dengan tegas, apakah ada secercah harapan bagiku untuk merebutmu lagi?
Hidupku dihantui banyak hal, keputus asaan tidak juga datang menghampiriku. Melupakan juga tidak ada terngiang di kepalaku. Berhenti mencintaimu apalagi, tidak ada jalan menuju itu. Apakah ada harapan bagiku?
Erwin Sebastian